Kamis, 07 Mei 2009

langkahku di aktivitas magang

Magang adalah hal yang baru bagi saya,,sebuah kegiatan baru yang mungkin bisa merubah pola pikir saya.
hari kamis saya mendapat panggilan interview di sebuah perusahaan besar di surabaya, sayapun pergi ke sana dengan bangga karena beranggapan akan mendapatkan suatu hal yang baru. Selang beberapa lama setelah tiba di tempat itu, seorang dengan wibawa berbaju merah, rambut tertata rapi dan bersepatu kinclong datang menghampiri saya,menanyakan beberapa hal dan mempersilahkan saya untuk mengoperasikan komputer dengan materi tes yang sudah tersedia disana. anehnya tidak ada satupun kesulitan yang saya dapatkan, semuanya terlewati dengan begitu mudahnya, mungkin tes dan interview telah disesuaikan dengan kapasitas saya sebagai seorang mahasiswa yang baru siap untuk magang. orang itu kemudian menawarkan saya untuk magang hari itu juga. kan tetapi saya menolak dengan dalih kurang siap.

dikemudian harinya ketika pertama magang perasaan bercampur aduk mulai dari tegang dan takut akan kesalahan. lingkungan yang baru memaksa saya untuk lebih cepat beradaptasi,,mencari sikap terbaik untuk menghadapi semua pegawai,branch menejer dengan berbagai watak dan karakter yang berbeda..

Tak lama kemudian,,datang seorang PKL lainnya yang sudah bersiap untuk
mengajarkan hal apa saja yang harus saya lakukan,,,dimulai dari fotokopi, mengirim fax, print out bank BCA dan mengatur berkas-berkas perusahaan sesuai dengan tempatnya..

hari pertama saya lumayan mengerti tentang jobdis saya, memang sungguh melelahkan, begitu juga dengan 2 hari berikutnya. Lumayan berat untuk seorang seperti saya yang belum tau apa-apa tentang dunia magang.

Selang beberapa hari semuanya berjalan lancar hingga datang suatu kelemahan saya yang tiba-tiba muncul,, boleh dibilang ingatan otak kurang(cepat lupa). hal itulah yang membuat saya geram, muak. Karena hal itulah saya sering dimarahi dikantor, pusing..........

Bila saya menyerah pada saat itu, berarti saya bukanlah seorang laki-laki,,,mulai terpikir untuk mengubah kelemahan saya menjadi sebuah meriam. kelemahan saya ternyata bisa juga dijadikan alat untuk mencairkan rasa canggung dan mengakrabkan saya dengan para pegawai di tempat itu. Mulai saat itu hingga saat in i saya mul;ai menghargai apa yang telah saya dapatkan dan berusaha belajar dari pengalaman, yang selalu menuntun saya untuk berfikir lebih luas dan lebih rasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar